Rejang Lebong beritabengkulu.com– Di balik stigma negatif yang selama ini melekat pada Kecamatan Kota Padang, Kabupaten Rejang Lebong, sering dijuluki “daerah Texas”, muncul secercah cahaya harapan dari panggung musik dangdut. Dialah Prolita Ayumi Anastsa, atau lebih dikenal dengan nama panggung Jillora, siswi kelas 9 SMP Negeri 27 Rejang Lebong asal Desa Durian Mas (Merasi), yang sukses merebut Juara 1 dalam Kontes Dangdut HUT Rejang Lebong.
Gelaran yang berlangsung meriah di Lapangan Dwi tunggal samping polres rejang Lebong malam tadi, diikuti lebih dari 50 peserta dari berbagai penjuru daerah. Jillora tampil memukau, membuktikan kualitas vokalnya yang tak hanya merdu, tapi juga penuh penghayatan. Yang lebih menginspirasi, semua ini ia raih tanpa dukungan sponsor maupun pemerintah.
> “Tidak ada support dari pemerintah. Ini murni karena semangat Jillora yang ingin membuktikan bahwa anak Kota Padang bisa tampil dan berprestasi,” ungkap, Devi Erizah, warga Kota Padang dengan haru melalui sambungan WhatsApp. “Alhamdulillah, malam ini adek Jillora meraih Juara 1. Kami sangat terharu dan bahkan menangis bahagia atas pencapaian ini.”
Jillora adalah putri dari pasangan Indra Junaidi (Lubuk Mumpo) dan Hos Silawati (Sukarami), yang kini menjadi simbol kebangkitan dan semangat baru generasi muda Lembak. Jillora menapaki jalan prestasi dari nol, tanpa fasilitas mewah maupun sokongan finansial dari pihak berwenang.
Pencapaian Jillora juga mendapat apresiasi dari tokoh pemuda Lembak, Arman Suri.
> “Selamat dan sukses buat adik kami Jillora. Terus kembangkan potensi, tetap rendah hati dan tidak sombong. Ke depan, kami harap anak-anak Lembak yang berbakat bisa mendapat dukungan dari pemerintah, agar makin banyak yang termotivasi berprestasi,” ucap Arman.
Ia menyoroti minimnya perhatian terhadap talenta lokal yang justru membawa nama daerah ke arah positif.
> “Anak ini mengharumkan nama daerah, tapi jalan sendiri. Pemerintah harusnya hadir dan mendukung, bukan hanya diam.”
Kisah Jillora adalah kisah tentang keberanian melawan stigma dan keyakinan untuk bangkit. Di tengah label negatif yang menempel pada kampung halamannya, ia berdiri tegak sebagai simbol perubahan: anak muda yang berani bermimpi, bekerja keras, dan membuktikan bahwa dari Kota Padang pun bisa lahir bintang.
Sukses terus Jillora. Wang Lembak bangga padamu.